Senin, 01 Oktober 2012

Selamat Datang di Negeriku, Kawan..




Selamat datang di negeriku, kawan..

Negeri yang kata banyak orang, bak zamrud khatulistiwa. Tancapkan tongkat dan kayu saja di atas tanahnya. Ia akan jadi tanaman.

Tapi samar-samar aku dengar, banyak sudah kekayaan negeri ini yang sudah dimiliki oleh orang asing, dengan kedok privatisasinya.

Negeri yang konon, penduduk muslimnya terbesar di dunia.

Namun jumlah koruptornya jua menggila.

Baru saja, kawan.. Ada sebuah entitas umat Islam yang mengusulkan, koruptor dihukum mati saja. Namun penentang ide tersebut sama hebatnya. Mungkin mereka menentang karena takut, suatu masa mereka akan dihukum juga.

Di negeri ini, kawan.. Orang berjenggot lebat dan berjilbab rapi saja sudah bisa ketar-ketir takut akan intimidasi. Hanya karena isu terorisme sedang "in" dibincangkan disana-sini.

Masih hangat di pikiranku, kawan.. Para ulama nan mujahid ditangkap seenaknya. Para aktivis dibunuhi begitu saja. Katanya, mereka terlibat jaringan terorisme. Kata siapa? Kata AS, atau Australia, atau kata siapa?

Ada gerakan separatis di bagian timur negeriku. Mereka simpan bom siap ledak, bahkan buat makar dengan terangnya. Adakah mereka disebut teroris oleh BNPT maupun DENSUS 88? Ah, rasanya tak mungkin sahabat sendiri mereka sebut teroris.

Disini pula, kawan.. Para pemuda masjid di sekolahan pun disebut oleh media massa sebagai kader muda teroris. Teroris lagi, teroris lagi. Tak adakah isu yang lain lagi?

Dimanakah pengusutan kasus Century itu? Bukankah para nasabahnya telah lama meraung minta ganti rugi?

Dimana pula penyelesaian kasus korupsi Wisma Atlet, Simulator SIM, atau apalah sederet kasus lainnya? Yang lagi-lagi sifatnya UUD (Ujung-ujungnya Duit) dan UUK (Ujung-ujungnya Korupsi).

Selamat datang, kawan.. Selamat datang di negeri mimpi ini.

Negeri dimana wakil rakyatnya hanya menjual mimpi. Janji ini, janji itu. Setelah terpilih, janji menguap di awan sana.

Selamat datang, kawan. Tenang saja, negeriku dari dulu hingga kini tetap ramah.

Meski masuk kelas atas dalam urutan ranking negeri terkorup, rakyatnya tetaplah ramah dan murah senyum.

Mereka memang marah dengan penguasanya. Habis demo, tunggu beberapa masa, mereka pasti sudah adem ayem kembali. Mereka memang bangsa yang terlalu baik. Mudah melupakan kesalahan orang lain atas dirinya. Oleh karenanya, aku pun tetap bangga menjadi bagiannya.

Tapi, kawan.. Tahukah engkau? Meski banyak realitas yang terlalu ironi di negeri ini, ada satu hal yang perlu engkau tahu.

Di negeri ini, Islam masih menjadi identitas yang mengakar kuat.

Pesantren jumlahnya ribuan. Ulama-nya apalagi. Bejibun!

Inilah yang menjadi titik tolak harapanku, kawan.. Aku sebenarnya cukup malu menyodorkan banyak kurangnya bangsaku padamu.

Tapi, aku sendiri tak berhenti berharap.

Umat pilihan Allah ini kini mulai berangsur pulih dari sakitnya. Bangun dari tidurnya.

Gegap gempita dakwah mulai tampak. Mulai dari lorong-lorong di gang-gang kecil. Organisasi umatnya yang terus berekspansi. Lembaga-lembaga sosial, politik, dan lainnya yang mulai dimanfaatkan. Seni dan budaya yang mulai dilirik. Bahkan hingga kursi-kursi parlemen yang dimanfaatkan sebagai sarana untuk mewarnai elit dan konstitusinya. Satu per satu mulai punya warna misi perubahan di negeriku ini.

Ya, kawan.. Negeriku kini memang sudah saatnya berubah.

Janji Allah padaku dan padamu bukankah telah jelas? Kita ini sebaik-baik umat. Maka dengan Islam kita akan bangkit. Hanya dengan Islam kita akan jaya.

Biarlah kini kita dicap oleh Barat sebagai teroris. Asal di sisi Allah, kita dianggap penyeru kebenaran, itu sudah cukup, bukan?

Mungkin kini AS dan sekutunya menganggap kita ini radikal dan fundamental. Kita buktikan saja, bahwa kita menyeru untuk perubahan masyarakat yang positif yang dicinta Allah. Dengan cara-cara yang memukau.

Bahkan ketika mereka menghina Nabi kita, membuat karikatur beliau, bahkan memproduksi film untuk menghinanya, kita tetap elegan dalam demonstrasi dan ungkapkan kemarahan. Hasilnya? Masyarakat Barat justru malah makin tertarik untuk mengenal Nabi kita. Juga tertarik untuk mempelajari apa itu Islam. Bukankah dalam tiap kejadian, jika kita sabar, Allah siapkan hikmah yang besar?

Maka datanglah kesini, kawan.. Negeriku kini sudah mulai berbenah.

Umat pilihan itu, meskipun kini tertindas, akan berangsur menampakkan kerja besarnya.

Sampai kapan kiranya? Untuk pertanyaan ini, hanya Allah-lah yang tahu.

Kita hanya berharap, agar Allah berikan kita ketegaran dan kesabaran untuk menunjukkan hasil kerja kita.

Hingga cahaya Islam kembali di negeri indah nan hijau ini, kawan.. Maka engkau pun akan rasakan tentram dan bahagia disini. Bahkan, jika Allah beri engkau umur panjang, aku mengajakmu untuk bekerja bersama disini, kawan. 

Bekerja saja dalam ranah yang engkau minati. Bersamaku, dan jutaan lainnya.

Untuk tumbuh-kembangkan petunjuk-Nya bagi makmurnya negeri ini.

Karena Indonesia tak akan raya tanpa Islam. Indonesia tak akan jaya tanpa Islam. 

Begitu, kan, kawan? Engkau setuju, bukan? 

Maka genggamlah tanganku, kawan.. Kau akan ku ajak berjalan bersama beriringan menyusuri negeri indah ini.

Minggu, 23 September 2012

Istiqamah: Kultwit dari Ceramah Ustadz Yusuf Mansur



Kultwit kali ini bersumber dari ceramahnya Ustadz Yusuf Mansur pagi tadi di Mangkunegaran, Solo. Temanya tentang istiqamah dan sedekah. Mudah-mudahan bermanfaat, ya.

1.       Twuips yang budiman, izinkan saya berbagi tentang isi ceramah Gurunda Ustadz @yusufmansur, yang tadi pagi telah hadir ke Tabligh Akbar-nya di Mangkunegaran, Solo.
2.       Tema kali ini adalah tentang istiqamah dan sedekah. Dan saya akan memberi hashtag-nya: #istiqamah. Moga bermanfaat, ya. :)
3.       Di awal waktu mulai ceramah beliau, beliau minta izin dulu ke jama’ah; mau ke kamar kecil dulu 10 menit. #istiqamah
4.       “Jangan ada yang salaman, jangan ada yang nowel saya, biarkan saya ke kamar kecil dengan tenang,” kata beliau. Jama’ah tertawa serentak. :D
5.       Unpredictable. Seolah ada semacam ice-breaking dari beliau di awal waktu, sehingga suasana jadi santai dan hangat. #istiqamah
6.       Di sela waktu, panitia dari PPPA Da-Qu Solo menyampaikan beberapa infonya. Lalu beliau kembali menyampaikan ceramahnya. Ini dia poin-poinnya. #istiqamah
7.       Kita punya impian saja, harus #istiqamah. Tidak boleh: belum beridiri tegap, udah pindah impian. #istiqamah
8.       Contoh: bisnis harus konsisten di bidang yang dipilih. Kalau sudah mantap dan berhasil, baru boleh ekspansi di bidang lain. #istiqamah
9.       Cara #istiqamah ala Ustadz: me-riyadhah-kan  amal shalih dalam 3 hari, 7 hari, 14, 21, sampai 40. Tujuan: membiasakan diri. #istiqamah
10.   Contoh: kebiasaan istighfar di waktu sebelum Shubuh. Perlu dilatih rutin, hingga minimal 40 hari, dan seterusnya. #istiqamah
11.    Di al-Fatihah kita selalu minta ash-shirathal mustaqim (jalan yang lurus). Yang perlu dilihat lagi, kita sebelumnya harus minta #istiqamah dulu.
12.   Kenapa? Kata mustaqim juga berkaitan dengan #istiqamah. Jadi, jalan lurus hanya bisa diraih dengan #istiqamah.
13.   Salah satu tips#istiqamah: Qiyamullail. Coba di malam Jumat. Udah enak? Tambah malam Sabtu, dan seterusnya.
14.   Misal #istiqamah yang negatif: #istiqamah nonton sinetron, gosip, korupsi, bahkan berzina. Na’udzu billah.
15.   Ustadz ngajari doa instan nih: “Ya Allah, saya kepengen duit banyak..!” #istiqamah
16.   Meskipun doa seperti ini sangat to the point ,tanpa diawali tahmid, shalawat, bisa saja cepat dikabulkan. Syaratnya: #istiqamah dan yakin.
17.   Ketika nikmat dicabut, seringnya kita baru sadar, jangan-jangan nikmat itu tak kita pakai untuk beramal shalih. #istiqamah
18.   Seni ber-istighfar: pakai pendahuluan pengakuan salah yang diungkapkan. Baru ber-istighfar. #istiqamah
19.   Begitupun hamdalah dan kalimat thayyibah lain. Perbanyak i’tiraf (pengakuan), agar lebih meresap ke hati. Lalu tambah dengan doa. #istiqamah
20.   Al-Istiqamatu khair min alfi karamah. #istiqamah lebih baik daripada 1000 kemuliaan.
21.   Bisa saja Allah mencintai hamba-Nya karena ia suka dengan nawafil (ibadah tambahan) #istiqamah
22.   Itulah keistimewaan #istiqamah, bahkan dalam ibadah yang sifatnya tambahan saja.
23.   Kenapa Ustadz mengajari menghafal Qur’an one day one ayat? Karena beliau hendak mengajari #istiqamah.
24.   Ada orang bisa hafalkan 5 ayat, tapi Ustadz sarankan 1 ayat saja. Biar bisa #istiqamah dulu.
25.   Ustadz mengajak jama’ah praktik #istiqamah dengan membaca Ali ‘Imran: 109 berkali-kali.
26.    وَ لِلَّهِ ما فِي السَّماواتِ وَما فِي الْأَرْضِ وَ إِلَى اللهِ تُرْجَعُ الْأُمُورُ#istiqamah
27.   Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allah-lah dikembalikan segala urusan. #istiqamah
28.   Setelah lebih dari 20 kali diulang bersama, jama’ah hafal dengan lancar! #istiqamah
29.   Inilah resep #istiqamah, lewat resep one day one ayat yang ditekuni tiap hari.
30.   Coming soon: Ustadz bakal buka TK Rumah Anak-QU yang menerapkan metode fun untuk mengajari #istiqamah. *sambil promosi franchise-nya. J
31.   Jama’ah juga diajari menghafal doa dengan isyarat tangan yang menyenangkan buat anak TK. Ini juga resep #istiqamah.
32.   Resep #istiqamah lainnya: fokus. Contoh: Ponpes harus fokus dengan Qur’an-nya, atau bahasanya, atau ngaji kitab-nya, dll.
33.   Kenapa harus #istiqamah dalam hafalan Qur’an misalnya? Karena ada tanggungjawab repeat dan reading di dalamnya.
34.   Pertanyaan: “Mau cepat hafal atau menjaga hafalan?” Hendaknya yang kedua yang dipilih. #istiqamah
35.   Makanya #istiqamah dan bertahap dalam hafalan -atau amalan lainnya- adalah kuncinya. Setuju, kan? :)
36.   Cara menyiapkan pemimpin masa depan: sedikitkan bicara, perbanyak aksi. Agar leader of next 30 years adalah our boy. Itu buah #istiqamah.
37.   Mari bertahap dalam #istiqamah. Mulai dari yang kecil dan ringan dulu. Contoh: shalat jama’ah di masjid. #istiqamah
38.   Agar kita mendapatkan yang dikatakan Allah: “Maa ukhfiya lahum.” Anugerah yang Allah persiapkan buat kita. #istiqamah
39.   Apalagi yang perlu dicoba untuk #istiqamah? Shalat Dluha, shalat malam, dll. Kalau terlewat, ganti dengan “kafarah” amal lainnya. #istiqamah
40.   Kita ini Kuntum khaira ummah. Maka mari buktikan dengan #istiqamah.
41.   Mari #istiqamah dengan amal shalih yang kita mampu. Bertahap pastinya. Ingat, Allah suka amal yang #istiqamah meski sedikit.
42.   Demikian twuips, kultwit sederhana tentang #istiqamah dari ceramah Ustadz tadi pagi di Solo.
43.   Moga bermanfaat bagi saya dan twuips semua. Mari perbanyak doa agar kita #istiqamah: “Allahumma tsabbit qalbi ‘ala dinika wa ‘ala tha’atika.” 

For mor share, follow akun Twitter saya di: @rifqielkhoiry.


Jumat, 21 September 2012

Rona Cerah Bernama Antusiasme


”Kematian sesungguhnya bukanlah kematian fisik, tetapi kematian antusiasme!” (Satria Hadi Lubis)





Sudah tersimpan cukup lama poster kecil ini. Seorang sahabat dalam organisasi yang saya ikutilah yang telah memberikannya sebagai hadiah kepada saya. Sebuah mini poster yang mungkin harganya tak seberapa jika dinilai dengan Rupiah. Namun jika dibaca-baca berulangkali, kata-kata yang tertulis di atasnya mampu membangkitkan memori kepada sahabat saya tersebut, sekaligus memberikan suntikan motivasi yang lumayan besar kepada saya.

”Kematian sesungguhnya bukanlah kematian fisik, tetapi kematian antusiasme!” (Satria Hadi Lubis). Begitulah kutipan yang tercetak dalam lembar full color berukuran F4 tersebut. Barangkali jika saya membacanya dulu, kalimat dari Pak Satria Hadi Lubis tersebut tidak akan begitu saya renungi. Namun setelah sekian tahun berjalan, dan saya mendapatkan poster ini pada tumpukan kertas-kertas dari dalam kardus, saya merasa bahwa kalimat motivasi yang satu ini rasanya “nendang banget!” Kenapa? Kiranya saya akan bercerita tentang sedikit gagasan saya yang kurang lebih membawa topik yang sama seperti dalam kalimat motivasi yang satu ini. Ia adalah tentang antusiasme.

Bicara soal antusiasme, barangkali terlalu luas pembahasan yang dibutuhkan. Antusiasme yang bisa berarti semangat dan ketertarikan terhadap sesuatu ini, dapat berkaitan dengan banyak hal. Bisa dihubungkan dengan pendidikan, pekerjaan, hubungan interpersonal, persahabatan, kekeluargaan, maupun bidang yang lainnya. Saya akan sedikit melihat topik antusiasme itu dalam konteks kehidupan pribadi kita sebagai khalifah fil ardl.

Dalam sebuah hadits Nabi saw. yang pernah saya baca, pernah Nabi saw. memberitahu para sahabat bahwa semua orang yang beriman akan masuk surga, kecuali orang yang enggan. Hal ini sebagaimana tutur Nabi mensifati orang yang enggan tersebut dengan kalimat: “man abaa” , yang berarti: “sesiapa saja yang enggan”. Para sahabat pun bertanya pada Nabi saw. tentang orang yang enggan masuk surga tersebut. Sebagaimana pasti naluri keingintahuan kita akan bekerja dengan bertanya, “Siapa sih, orang yang kurang kerjaan nggak kepengen masuk surga?” Ternyata jawab Nabi saw. singkat saja, “Barangsiapa yang taat kepadaku akan masuk surga, dan barangsiapa yang tidak taat kepadaku, maka dialah orang yang enggan (masuk surga).”

Dari hadits berikut tadi, saya berpikiran bahwa ada satu hal yang menjadi karakteristik khusus kaum beriman yang akan masuk surga, yakni ketaatan kepada Nabi saw. dalam segala aspek kehidupannya. Dan landasan yang paling kuat yang mendasari ketaatan tersebut salah satunya adalah antusiasme. Pendek kata, orang yang mempunyai antusiasme untuk taat kepada Nabi saw.-lah yang akan masuk surga dengan selamat. Begitulah anggapan sederhana saya.

Kembali pada topik antusiasme. Setiap kita insya’allah memiliki cita-citanya masing-masing. Baik sifatnya duniawi maupun ukhrawi. Bahkan diantara sederet keinginan tersebut, banyak hal yang bentuknya sama persis di antara kita, contohnya: ingin hidup bahagia, kaya raya, memiliki keluarga bahagia, hingga mati pun masuk surga. Seorang Ustadz pernah berbicara tentang pentingnya menumbuhkan kemauan dan mengatakan bahwa, “Jembatan antara idealitas dan realitas adalah kemauan.” Ini artinya bahwa setiap keinginan dan cita-cita manusia yang ingin dicapai, harus –tidak bisa tidak- diusahakan. Karena jika keinginan hanya bersandar di alam pikiran saja, ia mustahil akan terwujud. Agaknya ungkapan “bermimpi di siang bolong” cukup pantas bagi mereka yang hanya punya mimpi yang kosong dari usaha. Maka bagi saya, antusiasme adalah jika seorang manusia memiliki mimpi, kemudian ia sertai mimpi tersebut dengan kemauan yang kuat, lalu ia sambung lagi kemauan itu dengan usaha yang nyata.

Baik, mari berpindah ke alam nyata. Setelah mengamati realita yang ada, saya memiliki beberapa kesimpulan –yang semoga benar -tentang krisis antusiasme yang menimpa manusia pada umumnya. Antusiasme pada pribadi yang memiliki mimpi ternyata bukanlah barang yang umum ada pada rata-rata orang. Dari sini terbukti sekali tutur Nabi saw. dari hadits di atas. Siapa pula dari kita yang tidak ingin dimasukkan Allah ke dalam surga-Nya? Tidak ada, bukan? Namun, berapa banyak dari kita yang tidak taat kepada Allah saw. dan Nabi-Nya di siang maupun malam harinya? Tentu banyak sekali. Maka, disinilah letak pentingnya antusiasme yang hendaknya kita miliki. Antusiasme bagaikan syarat mutlak untuk meniti jembatan keinginan yang harus kita lewati untuk sampai ke tujuan.

Maka, pantaslah kiranya jika Pak Satria Hadi Lubis mengibaratkan orang yang tidak punya antusiasme sama persis dengan orang yang mati. Karena tanpa antusiasme, kesadaran akan pentingnya mencapai tujuan hidup tidak akan terbentuk. Tanpa antusiasme, cita-cita mulia manusia –apapun itu- tidak akan tercapai. Dan tanpa antusiasme, kita hanya akan menjadi manusia-manusia hampa yang berjalan tanpa misi mulia yang diemban.

Mulai dari sekarang, mudah-mudahan kita bisa mulai memperbarui antusiasme terhadap cita-cita mulia kita, bahkan juga cita-cita untuk menapakkan kaki dan disertai sunggingan senyum terlebar ketika Allah perkenankan kita untuk masuk ke surga-Nya. Berantusiasmelah, optimislah, dan “...fa idzaa ‘azamta, fa tawakkal ‘alallah...”